lundi, mai 02, 2005

Penggalan puisi inspirasi

[Kompas, 1 Mei 2005, dari artikel Ketika Ibu-ibu Pengungsi Main Sinetron, Garin Nugroho]

Melihat tawa ibu dan dunia riang anak-anak di Lampeuneureut, penulis teringat penggalan puisi karya Mohd Harun Al Rasyid, dalam buku "Aceh 8,9 Skala Richter Lalu Tsunami", yang mengisyaratkan pekerjaan rumah terbesar bangsa, yakni mentransformasi kesedihan dan kegelisahan menjadi perencanaan dan kerja yang adab di tengah berbagai bencana:

"Sadarkanlah
Agar selalu mampu merangkai rasa sedih
Menjadi untaian tasbih
Merangkai gelisah menjadi sajadah
Tuhan Yang Maha Perencana
Aku bertanya pada-Mu
Karena Aku sadar memiliki-Mu"