dimanche, septembre 11, 2005

Tamasya Keluarga

Akhir pekan kemarin, kami menjelajahi kota Jakarta hanya bertiga saja. Rencana awalnya adalah mencari rak sepatu yang ada penutupnya. Jadi bisa ditaruh di teras depan, bukan di dalam gudang samping seperti biasanya. Alhamdulillah, ada rejeki sehingga kami dapat membeli sepeda motor baru. Gudang samping akan kami manfaatkan menjadi garasi motor.

Awalnya kami ingin berangkat pukul 9 pagi. Namun ternyata mang apin ingin menikmati minggu pagi dengan tidur :D Gak salah juga sih, soalnya malam harinya mang apin agak rewel tidurnya. Mungkin karena kepanasan. Hujan memang sudah agak lama tidak mengguyur kota kami.

Ternyata mang apin baru bangun jam 10. Setelah upacara minum susu dan makan buah, segera saja kami meluncur ke carrefour mt haryono. Hehe...ternyata sudah penuh dengan keluarga berbelanja, saudara-saudara. Memang carrefour merupakan one stop shopping yang menurut kami lebih baik daripada ke mall. Jika di mall, pastilah hanya lihat-lihat saja. Kalaupun lapar mata, ya gak beli juga siy. Cuma kalau di carrefour, biasanya justru membeli barang-barang yang dianggap perlu, saking lengkapnya one box shopping itu. Dan ini memang terjadi pada kami hari ini. Rencana hanya membeli rak sepatu, walhasil malah tidak dapat kami temukan di carrefour. Justru kami membeli lampu emergensi (padahal harganya, bo!), kotak mainan, aneka jajanan dan buah, serta sayur. Yah, setidaknya ransum untuk beberapa hari lah.

Niat hati membeli kelapa parut, tapi ternyata tidak ada. Mau membeli parutan pun, yang sebenarnya komoditi melimpah ruah di pasar tradisional, tak dapat kami lakukan karena memang tidak ada. Ya nasib, es cingcau hari ini terpaksa menggunakan 1/2 santan sisa sayur lodeh dan 1/2 bungkus santan instan. Maaf ya, yah..

Setelah carefour kami satroni selama 2 jam, tujuan berikutnya adalah pondok bambu. Ceritanya kami mau berburu lemari tv. Selama ini tv di rumah hanya sekedar diletakkan di atas kardus bekas tv. Inilah salah satu alasan kenapa kami jarang menonton tv. Ya itulah, lemari tv kami belum cukup representatif serta aman selama mang apin masih belajar berjalan. Alasan lainnya, mau menghemat litrik...hehehhehe...

Perjalanan menuju pondok bambu membuat mang apin terlelap kembali. Jadinya hanya ayah saja yang turun dari mobil dan mensurvei beberapa toko mebel di sepanjang pondok bambu. Namun tak lama mang apin pun terbangun. Jadi telusuran toko berikutnya didampingi dia.

Banyak furniture yang ditawarkan masih bermodel kuno. Maksudku terbuat dari kayu jati, berukir-ukir, banyak lekukan dan tonjolan, memiliki pegangan kuningan. Duh, norak amat ya. Lagipula spertinya aku tidak cukup rajin untuk membersihkan ukiranya. Ditambah dengan ukuran rumah kami yang kecil dan bemodel simpel, sepertinya lemari jenis ini tidak cocok ditempatkan di rumah kami. Maka sasaran kami adalah lemari tv minimalis. Yang hanya kotak biasa, tiada ukiran, lekukan, maupun tonjolan.

Ketika ada satu lemari yang sudah terincar, ternyata mang apin mendapat panggilan alam . Segera saja kami berlalu dari toko furniture itu dan meluncur kembali ke arah rumah. Sepanjang perjalanan kami berdoa semoga ada mesjid untuk mengganti pospak. Apa daya mesjidnya tiada. Maka sembari menahan nafas, mobil segera dilarikan. Untuk menyamarkan aroma panggilan alam, mang apin habislah aku ciumi. Dia pun tidak bisa duduk tenang. Sibuk jingkrak-jingkrak, tak sadar bahwa ada produksi ekskresi yang tertampung di pospaknya. Sepertinya mang apin memang tidak berjodoh dengan toko mebel. Ini kali kedua dia BAB di toko mebel.

Akhirnya, gerbang kompleks kami tampak juga. Aaah....leganya, kamipun terbebas dari aroma panggilan alam mang apin :D